MAKALAH
STRATEGI PENDIDIKAN
PENDEKATAN INDIVIDU DAN
PENDEKATAN KELOMPOK
Dosen Pengampu:, ........................S.Ag
Oleh:
Liliani santika dewi
SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA
BUDDHA (STIAB)
JINARAKKHITA
2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Shangyang Adi Buddha, karena berkat cinta
kasihNya lah kami dapat membuat makalah Strategi Pembelajaran ini, khususnya
mengenai Pendekatan Individu dan Pendekatan Kelompok. Dimana dalam hal ini,
pendekatan baik dalam individu dalam kelompok sangat diperlukan dalam sebuah
strategi pembelajara Dalam hal ini
penulis memaparkan mengenai pendekatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Macam-macam
Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar
Dalam mengajar,
pendidik harus pandai
menggunakan pendekatan secara
arif dan bijaksana. Pandangan guru
terhadap anak didik akan
menentukan sikap dan perbuatan. Setiap pendidik tidak selalu memiliki suatu pandangan yang sama dalam hal mendidik
anak didik. Hal ini akan
mempengaruhi pendekatan yang pendidik ambil dalam pengajaran.
Pendidik yang
memandang anak didik sebagai
pribadi yang berbeda dengan anak didik
lainnya, akan berbeda dengan pendidik
yang memandang anak didik
sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka adalah
penting untuk meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak didik. Untuk itu pendidik perlu menyadari dan memaklumi bahwasanya anak didik itu
merupakan individu dengan segala perbedaannya sehingga diperlukan
beberapa pendekatan dalam proses
belajar mengajar.
Ada beberapa pendekatan
yang diharapkan dapat membantu pendidik
dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kegiatan belajar mengajar, diantaranya :
1.
Pendekatan Individual,
Pada kasus-kasus tertentu yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar dapat
diatasi dengan pendekatan individual.
Misalnya untuk menghentikan anak didik
yang suka bicara. Caranya dengan memisahkan atau memindahkan salah satu dari anak didik tersebut pada tempat yang
terpisah dengan jarak yang cukup jauh. Anak
didik yang suka bicara ditempatkan pada kelompok anak didik yang pendiam. Persoalan kesulitan belajaranak didik lebih mudah dipecahkan dengan
menggunakan pendekatan individual,
walaupun suatu saat pendekatan kelompok
diperlukan. Jadi pendekatan individual
adalah pendekatan yang dilakukan
guru dengan memperhatikan
perbedaan anak didik pada aspek individual masing-masing.
2.
Pendekatan Kelompok,
Pendekatan kelompok memang
suatu saat diperlukan dan
digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini
disadari bahwa anak didik adalah
sejenis makhluk homo socius
yaitu makhluk yang cenderung untuk hidup bersama.
Dengan penekanan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuhkembangkan rasa
sosial yang tinggi pada diri setiap anak
didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada pada diri
mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas.
Dan mereka sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan, tidak ada makhluk hidup
yang terus menerus berdiri sendiri tanpa keterlibatan makhluk lain, langsung atau
tidak langsung, disadari atau tidak disadari.
Jadi pendekatan
kelompok adalah pendekatan
yang dilakukan guru dengan
tujuan membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik serta membina sikap kesetiakawanan sosial. Misalnya anak
didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dengan kelompok sehingga akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan
kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau membantu mereka yang
kekurangan. Sebaliknya mereka yang mempunyai kekurangan dengan rela hati mau
belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan tanpa rasa minder. Persaingan yang
positif pun terjadi di kelas dalam rangka untuk mencapai prestasi belajar
yang optimal serta anak didik menjadi aktif, kreatif dan mandiri.
3.
Pendekatan Variasi,
Permasalahan yang dihadapi anak didik biasanya bervariasi, maka pendekatan yang
digunakan pendidik akan lebih tepat dengan menggunakan pendekatan bervariasi pula. Misalnya anak didik yang tidak
disiplin dan anak didik yang suka berbicara akan berbeda cara pemecahannya/
penyelesaiannya dan menghendaki pendekatan
yang berbeda-beda pula.
Pendekatan bervariasi bertolak
dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik
dalam belajar adalah
bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam pengajaran adalah berbagai motif sehingga diperlukan variasi teknik pemecahan untuk setiap
kasus. Maka kiranya pendekatan
bervariasi ini sebagai alat yang dapat guru gunakan untuk kepentingan pengajaran.
Jadi pendekatan variasi adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru untuk menghadapi permasalahan anak didik yang bervariasi
dengan menggunakan variasi teknik
pemecaham masalah tersebut. Misalnya permasalahan anak didik yang tidak
disiplin dan anak didik yang suka bicara akan berbeda cara pemecahannya dan
menghendaki pendekatan yang berbeda pula. Demikian juga halnya terhadap anak
didik yang membuat keributan. Di sini guru dapat menggunakan teknik pemecahan
masalah dengan pendekatan variasi.
4.
Pendekatan Edukatif,
Pendekatan yang benar
bagi pendidik adalah dengan pendekatan
edukatif. Setiap tindakan, sikap dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan
untuk mendidik anak didik agar
menghargai norma hukum, norma susila,
norma sosial dan norma agama. Dengan tujuan meletakkan dan membina watak
anak didik dengan pendidikan
akhlak yang mulia. Membimbing anak didik bagaimana cara memimpin kawan-kawannya
dan anak-anak lainnya, membina bagaimana cara menghargai orang lain dengan cara
mematuhi semua perintah yang bernilai kebaikan.
Jadi pendekatan
edukatif adalah suatu pendekatan
yang dilakukan guru terhadap anak didik
yang bernilai pendidikan dengan
tujuan untuk mendidik anak didik
agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma sosial dan norma
agama. Misalnya ketika lonceng tanda masuk kelas telah berbunyi, anak-anak
jangan dibiarkan masuk dulu, tetapi mereka disuruh berbaris di depan pintu
masuk dan ketua kelas diperintahkan untuk mengatur barisan, dan anak-anak
berbaris dalam kelompok sejenisnya. Kemudian guru berdiri sambil
mengontrol mereka. semuanya dipersilahkan masuk kelas satu persatu menyalami
guru dan mencium tangan guru sebelum dilepas. Akhirnya semua anak masuk dan
pelajaran pun dimulai.
5.
Pendekatan Pengalaman,
Experience is the best
teacher, pengalaman adalah guru terbaik.Pengalaman
adalah guru yang tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapapun. Belajar dari pengalaman adalah lebih
baik dari pada sekedar bicara dan tidak pernah berbuat sama sekali. Belajar
adalah kenyataan yang ditunjukkan dengan kegiatan fisik.
Meskipun pengalaman
diperlukan dan dicari selama hidup, namun tidak semua pengalaman dapat bersifat mendidik. Suatu pengalaman dikatakan tidak mendidik jika guru tidak membawa anak
ke arah tujuan pendidikan. Ciri-ciri pengalaman yang edukatif
adalah berpusat pada satu tujuan yang berarti bagi anak, interaktif dengan
lingkungan dan menambah integrasi anak.
Betapa tingginya nilai pengalaman, maka disadari akan pentingnya pengalaman itu
bagi perkembangan jiwa anak, sehingga dijadikanlah pengalaman itu sebagai suatu
pendekatan. Maka pendekatan ini
sebagai frase yang baku dan diakui pemakaiannya dalam pendidikan.
Jadi pendekatan
pengalaman adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru dengan memberikan
pengalaman-pengalaman terhadap
siswa dalam rangka penanaman
nilai-nilai pendidikan. Misalnya untuk pendidikan agama Buddha dilakukan pendekatan keagamaan dengan cara siswa diberi kesempatan untuk
mendapatkan pengalaman keagamaan
baik secara individu maupun kelompok.
6.
Pendekatan Pembiasaan,
Pembiasaan bagi anak
adalah sangat penting. Karena dengan pembiasaan
itulah akhirnya suatu aktifitas akan menjadi milik anak di kemudian hari. Pembiasaan yang baik akan membentuk
sosok manusia yang berkepribadian baik pula. Begitu juga dengan sebaliknya.
Anak tidak seperti orang dewasa yang dapat berfikir
abstrak. Anak hanya bisa berfikir kongkrit. Anak kecil yang belum kuat
ingatannya akan lekas melupakan apa saja yang sudah dan baru terjadi. Perhatian
mereka lekas dan mudah beralih kepada hal-hal yang baru yang disukainya.
Anak kecil memang belum mempunyai kewajiban, tetapi
dia sudah memiliki hak. Salah satu untuk memberikan haknya di bidang pendidikan
adalah dengan cara memberikan kebiasaan
yang baik dalam kehidupan mereka. Dengan pembiasaan itu maka akan
berpengaruh pada lingkungan sekolah dan dalam bermasyarakat.
Untuk itu maka metode mengajar yang perlu
dipertimbangkan antara lain metode latihan (drill), pelaksanaan tugas, demonstrasi dan pengalaman langsung
di lapangan.
Jadi pendekatan
pembiasaan adalah pendekatan yang
dilakukan guru terhadap murid
melalui cara menanamkan kebiasaan yang
baik dalam kehidupan mereka. misalnya menanamkan kebiasaan untuk jujur,
tidak berdusta, disiplin, tidak suka berkelahi, ikhlas, gemar menolong, suka
membantu fakir miskin, aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang baik-baik dan
sebagainya.
7.
Pendekatan Emosional,
Emosi adalah
gejala kejiwaan yang ada dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang memiliki
perasaan pasti dapat merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniah maupun perasaan
rohaniah. Dan di dalamnya terdapat perasaan intelektual, perasaan estetis,
etis, sosial dan perasaan harga diri.
Perasaan adalah fungsi jiwa untuk dapat
mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut “rasa senang dan tidak senang,
mempunyai sifat senang dan sedih, kuat dan lemah, lama dan sebentar, relatif
dan tidak berdiri sendiri sebagai pernyataan jiwa”.[3]
Pendekatan emosional di sini
dimaksudkan suatu usaha untuk menggugah perasaan dan emosi siswa dalam meyakini, memahami dan menghayati ajaran
agamanya. Untuk mencapai tujuan pendekatan
emosional ini, metode yang perlu dipertimbangkan adalah metode ceramah,
bercerita dan sosiodrama.
Jadi pendekatan
emosional adalah pendekatan
yang dilakukan guru terhadap murid melalui rangsangan verbal maupun
nonverbal serta melalui sentuhan-sentuhan emosi (perasaan). Misalnya melalui rangsangan verbal seperti
ceramah, cerita, sindiran, pujian, ejekan, berita, dialog, anjuran, perintah
dan sebagainya. Sedangkan rangsangan nonverbal seperti bentuk perilaku berupa
sikap dan perbuatan.
8.
Pendekatan Rasional,
Usaha yang terpenting bagi pendidik adalah bagaimana
memberikan peranan kepada akal (rasio)
dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agamanya termasuk mencoba
memahami hikmah dan fungsi ajaran agama.
Karena akal (rasio)
itulah, akhirnya dijadikan pendekatan
rasional guna kepentingan pendidikan
dan pengajaran di sekolah. Untuk mendukung pemakaian pendekatan ini, maka metode
mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain metode ceramah, tanya
jawab, diskusi, kerja kelompok, latihan dan pemberian tugas.
Jadi pendekatan
rasional adalah suatu pendekatan
yang dilakukan guru terhadap murid
dengan cara membimbing perkembangan berfikir murid ke arah yang lebih baik
sesuai dengan tingkat usianya. Misalnya, pembuktian tentang sesuatu yang
berhubungan dengan masalah keagamaan harus disesuaikan dengan tingkat berfikir
anak. Kesalahan pembuktian akan berakibat fatal bagi perkembangan jiwa anak. Di
sini usaha yang terpenting bagi guru adalah bagaimana memberikan peranan pada
akal (rasio) dalam memahami dan
menerima kebenaran ajaran agama, termasuk mencoba memahami hikmah dan fungsi
ajaran agama.
9.
Pendekatan Fungsional,
Ilmu pengetahuan merupakan ilmu yang dapat membentuk
kepribadian anak. Anak dapat merasakan manfaat dari ilmu yang didapatnya di
sekolah. Anak mendayagunakan nilai guna dari suatu ilmu untuk kepentingan
hidupnya. Dengan begitu, maka nilai ilmu sudah fungsional di dalam diri anak.
Pendekatan fungsional yang
diterapkan di sekolah diharapkan dapat menjembatani harapan tersebut.
Diperlukan metode-metode yang perlu dipertimbangkan untuk memperlancar ke arah
tersebut , antara lain dengan metode latihan, pemberian tugas, ceramah, tanya
jawab dan demonstrasi.
Jadi pendekatan
fungsional adalah pendekatan
yang dilakukan guru terhadap murid dengan mendayagunakan nilai guna
dari suatu ilmu untuk kepentingan hidup anak didik. Misalnya pelajaran agama
yang diberikan di kelas diimplementasikan kepada dalam kehidupan sehari-hari
anak didik. Dan juga anak didik dapat merasakan manfaat ilmu yang didapatnya di
sekolah.
10.
Pendekatan Keagamaan,
Mata pelajaran umum sangat berkepentingan dengan pendekatan keagamaan. Hal ini
dimaksudkan agar nilai budaya ilmu itu tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Dengan penerapan
prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi, pendidik
dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran umum. Tentu
saja pendidik harus menguasai ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan mata
pelajaran yang dipegang..
Jadi pendekatan
keagamaan adalah pendekatan
yang memasukkan unsur-unsur agama dalam setiap mata pelajaran dan untuk
menanamkan jiwa agama kepada dalam diri siswa. Misalnya guru dapat menyisipkan
pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran umum, seperti guru menerangkan
pelajaran biologi atau fisika.
11.
Pendekatan Kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami
gagasan pikiran, pendapat dan perasaan secara lisan maupun tulisan.
Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur
(tata bahasa dan kosa kata). Dengan demikian struktur berperan sebagai alat pengungkapan makna (gagasan,
pikiran, pendapat dan perasaan).
Jadi pendekatan
kebermaknaan adalah pendekatan
yang memasukkan unsur-unsur terpenting yaitu pada bahasa dan makna. Misalnya
pendekatan dalam rangka penguasaan bahasa Inggris.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan macam-macam pendekatan dalam proses belajar mengajar dapat
kami simpulkan sebagai berikut :
1. Macam-macam Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar adalah pendekatan individual, pendekatan kelompok,
pendekatan bervariasi, pendekatan edukatif, pendekatan pengalaman, pendekatan
pembiasaan, pendekatan emosional, pendekatan rasional, pendekatan fungsional,
pendekatan keagamaan, pendekatan kebermaknaan.
B. Saran
Dari
bermacam-macamnya pendekatan dalam proses belajar mengajar, diharapkan
pendidik mampu memaksimalkan dan mempraktekkan pendekatan itu untuk mengatasi
semua permasalahan yang muncul dalam upayanya membentuk kepribadian anak
didik sehingga nantinya memperoleh hasil yang memuaskan dan mampu menciptakan
generasi bangsa yang berkualitas.
0 komentar:
Posting Komentar